Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1: Pengambilan Keputusan berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Bapak/Ibu, perkenalkan nama saya Tri Wibowo Ningrum, S.Pd.,Gr. saya bertugas di SMAN 1 Kerek sejak 2022 hingga sekarang. Saya adalah Calon Guru Penggerak angkatan 11 dari Kabupaten Tuban, dengan fasilitator Bapak Eko Pramesti Sumarto dan Pengajar Praktik Ibu Nur Ramadhani.

Perkenankan saya menulis tugas Koneksi Antar materi Modul 3.1 yaitu Pengambilan Keputusan berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai pemimpin.

Bapak/Ibu, dalam menjalankan peran kita sebagai seorang pendidik atau guru tentu kita sering dihadapkan pada situasi yang mengandung dilema etika maupun moral. Pada saat itulah seorang pendidik (guru) dituntut untuk dapat membuat sebuah keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan peraturan yang berlaku. Bagaimana membuat keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin (guru) pembelajaran. Pentingnya pemahaman pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika, guru dapat menerapkan prinsip atau dasar pengambilan keputusan yang tepat yaitu dengan menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Mari kita awali dengan membaca kutipan berikut;

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Menurut saya, kutipan Bob Talbert tersebut menekankan bahwa mengajarkan ilmu pengetahuan (mengembangkan aspek kognitif) itu memang penting, namun mengajarkan mengapa kita harus berilmu itu jauh lebih penting. Dalam pembelajaran, hal ini berarti bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya kita tidak hanya fokus mengembangkan peserta didik pada aspek kognitif saja, tetapi juga pada pengembangan etika dan prinsip hidup.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Pengambilan keputusan dengan berlandaskan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut akan mempengaruhi budaya dan atmosfer di lingkungan sekitar kita. Misalnya, keputusan yang didasarkan pada keadilan dan transparansi dapat membangun kepercayaan dan rasa saling menghargai di antara warga sekolah.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya dapat berkontribusi pada proses pembelajaran peserta didik dengan menanamkan prinsip-prinsip etika dalam setiap aspek pengajaran dan pengambilan keputusan. Tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, namun juga membimbing peserta didik dalam memahami nilai-nilai sperti integritas, tanggung jawab, dan kepedulian. Melalui keputusan yang saya ambil dan sikap yang saya tunjukkan, saya memberikan contoh nyata tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

"Education is the art of making man ethical". (Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis).  Georg Wilhelm Friedrich Hegel 

Adapun hubungan kutipan di atas dengan modul 3.1 yang saya pelajari, bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk karakter etis. Proses pembelajaran bukan hanya memperoleh pengetahuan teknis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan mempersiapkan individu untuk membuat keputusan etis dan bijaksana. Pendidikan harus mencakup pengajaran tentang bagaimana bertindak dengan integritas dan keadilan, bukan hanya tentang pengetahuan akademis.

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara (KHD) dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Dalam Pratap Triloka, Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan sebagai sistem among, yaitu ing ngarsa sung tuladha, artinya di depan seorang guru itu menjadi teladan bagi muridnya. Ing madya mangun karsa, artinya di tengah guru menjalin komunikasi yang baik diantara muridnya. Tut wuri handayani, yaitu di belakang seorang guru itu berperan dalam memberikan motivasi serta mendorongan bagi muridnya agar berkembang sesuai potensinya.

Dalam menjalankan peran sebagai guru, ada kalanya guru dihadapkan dalam situasi yang mengandung dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan sebuah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih dua pilihan. Di mana kedua pilihan tersebut benar secara moral, tetapi saling bertentangan. Bujukan moral adalah sebuah situasi ketika seorang pendidik harus memilih keputusan benar atau salah.

Menurut saya, pengaruh pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah guru menyadari dalam lingkungan sekolah akan menjumpai berbagai dilema etika dan bujukan moral. Oleh karena itu, seorang pendidik (guru) hendaknya memiliki kompetensi dan peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hadjar Dewantara dengan cara menjadi sosok teladan yang positif, motivator, dan sekaligus moral support bagi peserta didik agar dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila dan merdeka belajar. Dalam pengambilan sebuah keputusan yang mengandung dilema etika, guru hendaknya selalu mengacu 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang akan menentukan bagaimana cara pandang seseorang tersebut terhadap situasi atau masalah yang dihadapi dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Dalam modul 3.1 ini saya memahami ada tiga prinsip dalam pengambilan keputusan, yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).

Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai- nilai yang tertanam dalam diri. Misalnya, guru yang memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).

Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Dan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya?

Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari dalam modul 3.1 ternyata memiliki hubungan yang erat dengan materi ‘coaching’ (bimbingan) yang telah dipelajari pada modul 2.3 sebelumnya. Jika pada proses coaching kita membantu agar coachee dapat membuat keputusannya secara mandiri dan memaksimalkan potensinya, maka dalam modul ini kita kembali melakukan refleksi apakah keputusan yang dibuat tersebut dapat dipertanggungjawabkan, menjadi win-win solution bagi pembuat keputusan atau justru akan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini, kami diberikan panduan berupa 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang tentu akan membuat suatu keputusan semakin tajam dan matang.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai seorang pendidik (guru) tentu saya juga akan menghadapi situasi dilema etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah. Pembahasan studi kasus pada modul 3.1 ini memberikan contoh-contoh yang biasa terjadi dan mungkin saja pernah dialami oleh sebagian pendidik (guru). Hal ini akan memberikan rambu-rambu dan pedoman agar guru-guru tidak terjebak dalam situasi yang sama dan dapat bertindak secara bijak melalui prinsip, paradigma, dan langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan akan membuat kita semakin menyadari perilaku yang benar dan perilaku yang salah.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi maju atau mundurnya suatu sekolah. Pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap sekolah ke arah yang lebih baik, terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Namun sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada perjalanan roda sekolah itu sendiri.

Apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Perubahan tidak dapat diwujudkan hanya dalam waktu semalam. Paradigma yang sudah tertanam begitu lama di benak warga sekolah (kepala sekolah, guru, murid, wali murid dan masyarakat) dan telah menjadi budaya tentu akan menjadi sebuah tantangan dan sulit dihilangkan. Kasus dilema etika pun masih akan menjadi bagian dalam skenario di lingkungan sekolah. Menurut saya, kita harus fokus pada proses dan langkah perubahan yang telah dibuat meski masih seumur jagung, sebesar apapun batu yang menghalangi akan ada celah meski hanya dari beberapa tetesan dukungan dan semangat.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sebagai seorang pendidik (guru) yang menjadi pemimpin pembelajaran di kelas tentu pengambilan keputusan akan sangat berpengaruh pada pengajaran yang diberikan kepada peserta didik, apakah dengan metode klasik seperti ceramah yang cenderung membuat peserta didik statis ataupun pengajaran yang mempertimbangkan model pembelajaran yang memandang keberagaman dan aspek sosial emosional peserta didik sehingga dapat memerdekakan mereka sehingga tercipta sebuah pembelajaran yang berpihak pada murid yang aman,nyaman dan menyenangkan.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan guru secara tepat dan bijak tentu akan mempengaruhi masa depan dari peserta didiknya. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bisa diandalkan, dan mampu menggali potensi dan kekuatan mereka.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembelajaran modul 3.1 ini adalah bahwa pendidik (guru) sebagai pemimpin pembelajaran harus mempunyai keterampilan dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Seorang pendidik (guru) hendaknya mampu mengambil keputusan-keputusan yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, berpihak pada peserta didik, dan tanggung jawab. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran sebelumnya yang menekankan pentingnya nilai-nilai dan prinsip dalam membuat keputusan yang adil dan efektif.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Memahami konsep seperti dilema etika, paradigma, prinsip dan langkah pengujian keputusan memberikan wawasan baru tentang kompleksitas pengambilan keputusan. Beberapa aspek, seperti kedalaman analisis dan penerapan prinsip, mungkin lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.

Pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, pengalaman dalam pengambilan keputusan mungkin kurang terstruktur. Modul ini memberikan kerangka kerja yang lebih sistematis untuk mengevaluasi dan membuat keputusan, meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang prinsip-prinsip etis.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dengan mempelajari konsep dalam modul ini telah memberikan dampak dalam pendekatan yang lebih sistematis dan reflektif dalam pengambilan keputusan. Ini mempengaruhi cara saya dalam membuat keputusan, yaitu dengan meningkatkan kesadaran tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran ini sangat penting karena membantu memahami bagaimana prinsip dan nilai mempengaruhi pengambilan keputusan, baik sebagai individu maupun pemimpin. Ini mendukung dalam pembuatan keputusan yang lebih etis dan berdampak positif dalam konteks pendidikan dan manajemen.

Demikian rangkuman koneksi antar materi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1: Pengambilan Keputusan berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.... Bapak/Ibu, perkenalkan nama saya Tri Wibowo Ningrum, S.Pd.,Gr. saya bertugas di SMAN 1...